NEWS  

Ibadah Natal dan festival budaya serta kuliner akan digelar di Pasar Skouw

banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Metropapua.online – Ibadah Natal bersama, festival budaya dan kuliner akan digelar di Pasar Skouw yang merupakan areal Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua.

Deputi II Badan Nasional Penggelola Perbatasan Komjen Pol Drs Paulus Waterpauw mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk menjadi pemicu dalam mengembangkan potensi yang ada di perbatasan negara, yakni di areal PLBN Skouw. Sebagaimana arahan dan harapan dari Presiden Jokowi dalam mengembangkan ekonomi di tapal batas, sebagai garda terdepan bangsa.

banner 325x300

“Festival ini hanya menjadi trigger atau pemicu, meski saat ini pagar di perbatasan masih ditutup, sehingga saudara-saudara dari seberang ini, PNG belum datang dan ini diharapkan menjadi trigger, sehingga aktivitas ekonomi ini harus jalan,” katanya saat melaksanakan kunjungan kerja di Pasar Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, Senin (15/11).

Ia mengaku untuk perayaan ibadah menyambut Natal 25 Desember tahun ini, diinisiasi oleh Ikatan Alumni Jawa Timur dengan lokasi di areal Pasar Skouw yang menjadi ikon di perbatasan negara, yang mana ibadah itu merupakan bagian dari rangkaian festival budaya dan kuliner yang akan melibatkan kaum milenial Papua dengan pelaksana dari BNPP, melibatkan PLBN Skouw, Pemerintah Provinsi Papua dan Kota Jayapura serta lembaga atau instansi terkait.

“Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, banyak warga yang datang ke Pasar Skouw atau PLBN untuk berbelanja atau sekedar jalan-jalan, sehingga gairah ekonomi di kawasan ini makin meningkat,” tandasnya.

Lebih lanjut jenderal bintang tiga Polri yang aktif itu mengemukakan bahwa ide dan gagasan untuk kegiatan itu merupakan langkah lanjutan dari kunjungan dua pekan lalu bersama staf ahli Kementrian Koperasi dan UKM, serta rapat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Papua dan Kota Jayapura dan PLBN Skouw dimana, didapatkan sejumlah catatan terkait Pasar Skouw. Dimana setelah melakukan kunjungan secara fisik ditemukan sampah yang berserahkan dimana-mana, rumpuh yang meninggi dibeberapa bagian taman serta sejumlah hal lainnya.

“Memang bahwa Skouw ini sangat potensial, karena berkaitan langsung dengan kebutuhan ekonomi dari pada saudara-saudara kita dari seberang, PNG. Yah, kami waktu itu mencoba bersama-sama mengecek secara fisikal, tetapi kemudian lihat bahwa ternyata banyak hal yang menjadi catatan, mulai dari kebersihan secara umum dan kebersihan secara khusus, yang kemudian saya laporkan kepada pimpinan Bapak Mendagri dan Sekretaris, Deputi I dan III di BNPP Jakarta,” katanya.

“Dan kemudian sekarang ada upaya untuk sama-sama menyemangati, membuat semangat kita tangani bersama-sama, melihat kembali fungsinya pasar,” lanjutnya.

Sebagai Deputi II BNPP, yang mempunyai tugas mengelola potensi kawasan perbatasan sebagaimana Inpres Nomor I Tahun 2021 yang diberikan amanat dari Presiden Jokowi, kata Paulus Waterpauw ada tiga wilayah perbatasan di nusantara yang menjadi perhatian utama yakni pertama di Skouw, Kota Jayapura, Provinsi Papua, kedua di di Motaain, Kabupaten Belu NTT dan terakhir di Aruk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

“Makanya itu, sementara kegiatan PON hingga Peparnas, saya harus kembali lagi ke Skouw ini untuk melihat perkembangan-perkembangan, dan puji Tuhan sekarang dari masyarakat sudah mulai menyadari, dan tadi saya lihat dari kebersihan sudah mulai terjaga, teman-teman dari PLBN sudah mulai ikut mengawasi walaupun secara status lagi bersoal terkait pengelolaan seperti yang diungkapkan oleh Pak Yan Numberi, Kepala PLBN Skouw,” katanya.

Bahwa ada dua kali penyerahan soal pengelolaan Pasar Skouw yakni pada Oktober 2020 dan April 2021 dari BNPP kepada Pemerintah Provinsi Papua, hanya saja tidak ditindaklanjuti untuk pengelolaannya secara baik.

“Seingat saya pada 10 Oktober 2020 sudah diserahkan ke Provinsi Papua, lalu pada 23 April 2021, sudah diserahkan secara tertulis, hanya saja dari versi Pemprov Papua berita acaranya belum diserahkan, sehingga barang inventaris negara belum diclearkan. Yah mudah-mudahan bisa cepat dan itu diserahkan, tapi ini tergantung apakah Pemprov Papua yang mengelola atau dikembalikan kepada BNPP, itu tergantung hasil keputusan ditingkat pusat,” ungkap Paulus Waterpauw.

Pasar Moderen

Kepala PLBN Skouw Yan Numberi didampingi salah satu kepala seksi, Mathilda Pusung dan Kapos Pol Skouw Iptu Kasrun menyambut baik rencana akan digelar ibadah Natal dan festival budaya serta kuliner yang akan melibatkan sejumlah pemangku kepentingan.

Pasalnya, kata dia, sejak pandemi COVID-19 merebak pada tahun lalu, tidak ada lagi kegiatan seremonial atau pun kegiatan pengembangan ekonomi di tapal batas ataupun di Pasar Skouw sehingga berdampak pada lesunya aktivitas warga.

“Sangat luar bisa jika kegiatan ini bisa berjalan, karena akan menunjukkan aktivitas ekonomi di areal perbatasan. Kami menyambut dan mendukung jika kegiatan ini dilaksanakan,” katanya.

Terkait status Pasar Skouw, Yan Numberi tegaskan bahwa sebenarnya pengelolaannya sejak awal tahun ini sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Pemerintah Provinsi Papua setelah diserahkan oleh BNPP, namun pasar yang menjadi ikon itu tidak terurus dan terkesan terbengkalai, apalagi adanya pandemi Corona semakin membuat areal itu kurangnya aktivitas jual beli warga.

“Pasar yang selama ini dikelola oleh BNPP tapi setelah kita serahkan ke Provinsi Papua, terbengkalai dan tidak ada perhatian. Seharusnya pasar ini dijaga dan dirawat dengan baik, karena ini adalah pasar moderen dan termegah yang ada di batas negara,” katanya.

Sebelum diserahkan ke Provinsi Papua, PLBN Skouw sebagai perpanjangan tangan dari BNPP di daerah mengelola dengan baik bahkan melibatkan 60 tenaga pekerja sekitar untuk menjaga dan merawat serta membersihkan pasar tersebut.

“Namun, setelah diserahkan hal itu tidak dilanjutkan sehingga kami merumahkan 60 pekerja itu. Dengan demikian pasar ini tidak terurus. Ada baik kita harus jaga supaya jangan dirusak, hancur tetapi pasar ini dapat digunakan, dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. Dimana peningkatan ekonomi kerakyatan ini dapat dimulai dari Pos Lintas Batas dengan pasar modern ini,” kata Yan Numberi.

Natal Bersama

Sementara itu, terkait ibadah Natal, Ketua Ikal Jatim Yohanis Momot mengemukakan bahwa ibadah itu untuk menunjukkan bahwa wilayah tersebut penting karena menjadi jendela bagi Pemerintah Provinsi Papua dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara tetangga PNG.

Natal bersama juga akan menjadi ajang untuk saling mendekatkan diri antara tokoh masyarakat, tokoh adat dan masyarakat terpinggirkan di wilayah perbatasan dengan Deputi II BNPP Komjen Pol Paulus Waterpauw.

‘’Deputi II BNPP Komjen Paulus Waterpauw mau mendekatkan diri dengan tokoh masyakat tokoh adat dan kaum terpinggirkan di wiayah perbatasan dan daerah lain Kota Jayapura mulai dari Koya Tengah sampai Koya Timur dan sekitarnya,’’ jelas Momot.

Dalam rangkaian kegiatan Natal bersama tersebut, akan melibatkan warga di kampung sekitar dan ada pembagian bantuan bahan makanan kepada masyarakat setempat.(Ian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: