Paulus Waterpauw Anak Adat Yang Tau Adat Diberi Marga Awi Berkunjung ke Kantor DAP Untuk Merajut Asa Membangun Rumah Besar

banner 120x600
banner 468x60

Jayapura, Metropapua.Online, – Sekertariat yang  juga menjadi Rumah besar Dewan Adat Papua (DAP), didatangi salah satu kandidat bakal calon (balon) Gubernur Papua periode 2024 – 2029 Komjen Pol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw.,M.Si

banner 325x300

Ada yang unik dari kunjungan ini, saat PW sapaan akrabnya masuk ke areal sekertariat, dengan diantar dua tokoh adat yakni Ketua LMA Port Numbay (Tanah Tabi) yang juga Ondoafi Nafri George Awi dan Ketua 1 Lemasko sekaligus mewakili wilayah Adat Bomberay Marianus Maknaipeku. Disambut dengan tari-tarian dan suara Grup Musik Oyandi yang membawakan lagu-lagu dari wilayah adat Tabi-Saireri.  

Dihadapan para tokoh-tokoh adat seperti Sekjen DAP Leonard Imbiri, Ketua Harian DAP yang juga Ketua Dewan Adat Mamta Yakonias Wabrar dan seluruh jajaran pimpinan dan pengurus DAP. Serta para ondoafi yang hadir di pertemuan yang penuh dengan keakraban dan kekeluargaan.

Sejarah Diberi Marga Awi

Saat mendapat kesempatan memberikan sambutan,  Ondoafi Nafri George Awi mengatakan kedatangan Paulus Waterpauw ke Rumah Besar DAP menunjukkan bahwa sosok Paulus adalah anak adat yang tau diri.

“Sebelum datang ke dewan adat ini, bapak Paulus Waterpauw singgah dirumah saya untuk jemput. Baru kami sama-sama kesini,”akunya.

Sambil bernostalgia, mantan anggota MRP ini menceritakan,  semasa baru menjabat Kapolresta Jayapura. Paulus yang kala itu masih berpangkat AKBP (Melati dua) masuk ke Kampung Nafri di tahun 2006.

“Bapak PW ini datang ke kami, bukan karena mau menjadi gubernur saja.  Nafri itu daerah merah. Saya tidak tau, kenapa saat  jadi Kapolresta langsung ke kampung Nafri,”ungkapnya.

Saat itu  ada dua ondoafi yang ditemui PW. Kedatangan  jenderal Bintang tiga purnawirawan itu  datang bukan sebagai seorang polisi. Akan tetapi sebagai adik dan kakak.

“Beliau meresapi dan satu-satunya Kapolresta  yang jinakkan orang Nafri. Sebagai bentuk penghargaan kami angkat menjadi anak Nafri dan menggunakan nama Fam Awi,”ceritanya.

Sebagai anak adat beliau masuk ke rumah. Menurut kepercayaan kalau anak adat sudah datang ke rumah adat. Maka dia disambut moyang-moyang.

“Ini anak Nafri dan sebagai ondoafi saya antar untuk datang dan serahkan ke Dewan Adat Papua,”tegasnya yang disambut tepukan riuh para tokoh adat dan Masyarakat yang hadir.

“Tonk titip tonk pu anak dan berikan kesempatan untuk dia main bola di Lapangan Mandala (Kami titip anak kami dan berikan dia kesempatan bertarung di Pilgub Provinsi Papua-red).  Kalau sudah masuk rumah adat kita semua sudah tau sebagai orang adat,”tutup Awi.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: