Adriana Manggu mengaku tak percaya warung makan kecilnya yang terletak di sekitar venue PON XX di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, pada Sabtu (02/10) malam dikunjungi Kepala Badan Intelejen Keamanan (Kabaintelkam) Polri Komjen Pol Drs Paulus Waterpauw.
Malam itu merupakan malam bersejarah bagi masyarakat di tanah Papua, terlebih khusus bagi Adriana Manggu dan kawan-kawan karena merupakan malam impian bagi semua yang tinggal di Bumi Cenderawasih. Pasalnya di malam itu, adalah Opening Ceremony PON XX yang sempat tertunda setahun lamanya karena pandemi COVID-19.
Tentunya semua mata dan perhatian publik tanah air sedang tertuju di Kampung Harapan, dimana orang nomor satu di tanah air, Presiden Joko Widodo bersama para menteri dan tamu undangan hingga ribuan warga hadir untuk melihat peresmian infrastruktur dan pembukaan secara resmi perhelatan olahraga empat tahunan.
Dimana sekitar 9.000 hingga 10.000 atlet serta official yang datang dari berbagai provinsi untuk menunjukkan kebolehannya dalam bidang olahraga yang dipertandingkan dan diperlombakan dengan semangat sportivitas yang tinggi.
Bagi Adriana Manggu yang merupakan pelayan Tuhan, warung makan yang baru saja berdiri dan dibuka pelayanan pada malam itu untuk mengumpulkan dana perayaan Natal 25 Desember 2021 dan renovasi gedung gereja, sehingga menjadikan opening ceremony PON XX sebagai momentum untuk meraih tujuan.
“Saya Adriana Manggu salah satu gembala. Kami sangat berterimakasih karena di malam ini bapak (Kabaintelkam Polri Komjen Pol Drs Paulus Waterpauw) berkenan hadir di warung yang sangat sederhana ini,” katanya.
Paulus Waterpauw merupakan salah satu petinggi di korps Bhayangkara yang menjabat sebagai Kabaintelkam Polri sejak Februari 2021 usai memimpin Polda Papua untuk kedua kalinya sehingga mendapat promosi dari Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
Sejak diberikan tugas, wewenang dan tanggungjawab sebagai mata dan telinga pimpinan, Paulus Waterpauw mulai memainkan perannya yang dibantu oleh personel atau jajarannya di lapangan, terlebih khususnya soal Papua.
Suami dari Roma Megawanti Pasaribu itu banyak terlibat dalam kegiatan yang humanis dan pendekatan kepada masyarakat Papua, salah satunya untuk menyukseskan pagelaran PON XX di ujung timur Indonesia ini. Seperti bertemu dan santap malam dengan para ondofolo, kepala suku dan pemilik ulayat di Sentani, Kabupaten Jayapura.
Dan pada malam puncak opening ceremony PON XX, Paulus Waterpauw didampingi ajudan dan personelnya berjalan hingga berkeliling disekitar venue untuk memastikan kenyamanan dan keamanan kegiatan tersebut, menunjukkan bahwa abdi negara hadir ditengah masyarakat. Bahkan, jenderal bintang tiga ini tak menghiraukan hujan yang sempat melanda beberapa saat.
Ia menunjukkan dedikasi dan loyalitasnya kepada bawahannya, bahwa tugas yang diemban harus dilaksanakan dengan penuh hormat dan tanggungjawab, meski ada hambatan atau tantangan.
Saat mengelilingi disekitar venue PON, Paulus Waterpauw menunjukkan sikap hormat dan simpatinya, menyapa atau menegur mama-mama penjual pinang, para pedagang kaki lima hingga para tukang ojek. “Jangan lupa pakai masker yah dan tetap prokes,” kata Paulus kepada warga yang ditemuinya.
Terlihat, ayah dari Raisa, Denzel dan Ruth Waterpauw ini juga membeli daun gatal dari seorang penjual. Daun gatal atau nama latinnya Laportea aestuans adalah adalah adalah tumbuhan tahunan suku Urticaceae atau jelatang-jelatangan. Yang bermanfaat untuk obat tradisional sebagai antinyeri, mengurangi rasa capek, dan mengurangi pegal-pegal.
Setelah berkeliling memastikan bahwa acara pembukaan PON XX berjalan aman dan lancar. Alumni Akpol 1987 ini bersama ajudannya singgah di warung makan yang dikelola oleh Adriana Manggu dan kawan-kawan.
“Saya percaya bahwa kunjungan beliau (Kabaintelkam Polri Komjen Pol Drs Paulus Waterpauw) adalah cara Tuhan untuk memberkati dan memberikan berkat bagi kami ditempat ini,” lanjut Adriana.
Di warung yang sederhana, terkesan jauh dari mewah sebagaimana restauran, Paulus Waterpauw hanya duduk makan bakso dan minum jeruk hangat. Jauh dari kesan bahwa dia adalah seorang pejabat, yang mau berbaur dan menikmati makan malam ala kadarnya. Duduk bersama, sejajar dan setara dengan masyarakat.
Gaya dan sikap ini adalah makna dari sosok pemimpin masa depan yang mau turun dan melihat langsung persoalan di lapangan, yang bukan hanya mendengar dan menerima laporan bawahan, namun memastikan dengan merasakan dan menerima saran serta masukan, termasuk kritik untuk perbaikan dan kemajuan.
Menikmati bakso dan jeruk hangat, ini juga bermakna bahwa, Paulus Waterpauw adalah figur yang sederhana, tidak aneh-aneh karena makanan dan minuman yang disantapnya adalah jamuan pada umumnya yang bisa dibeli dan diraih oleh masyarakat luas sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Atau dengan kata lain, Paulus Waterpauw adalah pemimpin yang mau menerima kenyataan yang ada, tapi memberikan efek dan faedah yang baik dan besar bagi pengelola warung dan warga yang saat itu duduk makan bersama. Karena saat itu, ada yang minta berswafoto, ataupun sekedar bersalaman. Paulus juga memberikan bantuan dana kepada Adriana Manggu untuk keperluan warga jemaatnya.
“Dan lewat sumbangan yang sudah diterima, saya akan meneruskan kepada jemaat. Doa kami, Tuhan berkati selalu Bapak Paulus Waterpauw dan semua rencananya. Kekuatan, kesehatan dan dianugerahkan kepadanya bahkan jajarannya. Tuhan berkati semua di atas Tanah Papua, syaloom, selamat malam,” tutup Adriana yang memanjatkan doa untuk pemimpin masa depan Papua.
Oleh : Aflian Rumagit